Bahwa Kita Ditantang Seratus Dewa


Pengarang: W.S Rendra

Aku tulis sajak ini
untuk menghibur hatimu
Sementara engkau kenangkan encokmu
kenangkanlah pula masa remaja kita yang gemilang
Dan juga masa depan kita yang hampir rampung
dan dengan lega akan kita lunaskan.
Kita tidaklah sendiri
dan terasing dengan nasib kita
Kerna soalnya adalah hukum sejarah kehidupan.
Suka duka kita bukanlah istimewa
kerana setiap orang mengalaminya
Hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengaduh
Hidup adalah untuk mengolah hidup
bekerja membalik tanah
memasuki rahsia langit dan samodra
serta mencipta dan mengukir dunia.
Kita menyandang tugas,
kerna tugas adalah tugas.
Bukannya demi sorga atau neraka.
tetapi demi kehormatan seorang manusia.
kerana sesungguhnya kita bukanlah debu
meski kita telah reyot,tua renta dan kelabu.
Kita adalah kepribadian
dan harga kita adalah kehormatan kita.
Tolehlah lagi ke belakang
ke masa silam yang tak seorang pun berkuasa menghapusnya.
Lihatlah betapa tahun-tahun kita penuh warna.
Sembilan puluh tahun yang dibelai napas kita.
sembilan puluh tahun yang selalu bangkit
melewatkan tahun-tahun lama yang porak peranda.
Dan kenangkanlah pula
bagaimana dahulu kita tersenyum senantiasa
menghadapi langit dan bumi,dan juga nasib kita.
Kita tersenyum bukanlah kerana bersandiwara.
Bukan kerna senyuman adalah suatu kedok.
Tetapi kerna senyuman adalah suatu sikap.
Sikap kita untuk Tuhan,manusia sesama,nasib dan kehidupan.
Lihatlah! sembilan puluh tahun penuh warna
Kenangkanlah bahawa kita telah selalu menolak menjadi koma.
Kita menjadi goyah dan bongkok
kerna usia nampaknya lebih kuat dr kita
tetapi bukan kerna kita telah terkalahkan.
Aku tulis sajak ini
untuk menghibur hatimu
Sementara kau kenangkan encokmu
kenangkanlah pula
bahwa hidup kita ditatang seratus dewa.

W.S Rendra
1972

KUTAHU KAU KEMBALI JUA ANAKKU


Oleh :Taufik Ismail


Saudara-kandungku pulang perang, tangannya merah
Kedua pundak landai tiada tulang selangka
Dia tegak goyah, pandangnya pada kami satu-satu
Aku tahu kau kembali jua anakku

Tiba-tiba dia roboh di halaman dia kami papah
Ibu pun perlahanmengusapi dahinya tegar
Tanganku amis ibu, tanganku berdarah
Aku tahu kau kembali jua anakku

Siang itu dia tergolek ibu, lekah perutnya
Aku tak membidiknya, tapi tanganku bersimbah
Tunduk terbungkuk matanya sangat papa
Kami sama rebah, kupeluk dia di tanah

Kauketuk sendiri ambang dadamu anakku
Usapkan jemari sudah berdarah
Simpan laras bedil yang memerah
Kutahu kau kembali jua anakku

AGUSTUS


Oleh : Mansur Samin

Berdirilah hening dalam kehampaan malam
jiwa siapa yang patut dikenang
hitung dari mula
kerna letak kejadian indah
adalah hadirnya upcara duka
membangun kepercayaan teguh

Apakah mereka dengan kita bicara
menghitung hari-hari silam kehilangan rupa
atas rumah-rumah di lingkaran gelap
atas anak-anak di ketiadaan harap
dari dulu terduga selalu

Berdrilah hening dalam kehampaan malam
ucapkan lunak kesanggupan yang bimbang
jangan tangisi, jangan hindari kenyataan ini
kerna fajar pagi akan membuka langit letihnya
menyediakan tanya untuk kita saling tidak bicara

Di mendung gerimis Agustus ini
simpanlah risalah lama melantung kedalaman
tentang hari-hari gemilang yang akan datang
tentang akhir-akhir hutang yang tiada pegangan
heningkan di sini, jangan dengan separo hati !

Berdirilah hening dalam kehampaan malam
melupakan cedera kehilangan rupa
tegakkan pula
suatu bentuk baru di hatimu mengorak jauh
suatu pandangan kudus di pilumu diam bergalau
kita pun semua tahu untuk apa mengenang itu.

Mimbar Indonesia,
Th XIV, No. 50
1960

Sajak-sajak Perjuangan dan Nyanyian Tanah Air

TEMAN SEJATI...

karya : Khalil Gibran

mengerti ketika kamu berkata 'Aku lupa..
'Menunggu selamanya ketika kamu berkata
'Tunggu sebentar'Tetap tinggal ketika kamu berkata
'Tinggalkan aku sendiri'
Membuka pintu meski kamu BELUM mengetuk dan berkata
'Bolehkah saya masuk?

AIR SELOKAN


Oleh : Sapardi Djoko Damono

“Air yang di selokan itu mengalir dari rumah sakit,” katamu pada suatu hari minggu pagi.  Waktu itu kau berjalanjalan bersama istrimu yang sedang mengandung
 — ia hampir muntah karena bau sengit itu.

Dulu di selokan itu mengalir pula air yang digunakan untuk memandikanmu waktu kau lahir: campur darah dan amis baunya. Kabarnya tadi sore mereka sibuk memandikan mayat di kamar mati.
Senja ini ketika dua orang anak sedang berak di tepi selokan itu, salah seorang tiba-tiba berdiri dan menuding sesuatu:

“Hore, ada nyawa lagi terapung-apung di air itu — alangkah indahnya!”
Tapi kau tak mungkin lagi menyaksikan yang berkilau-kilauan hanyut di permukaan air yang anyir baunya itu, sayang sekali.

Perahu Kertas,
Kumpulan Sajak,
1982.

ANTARA TIGA KOTA


Oleh : Emha Ainun Najib
 di yogya aku lelap tertidur 
 angin di sisiku mendengkur
 seluruh kota pun bagai dalam kubur
 pohon-pohon semua mengantuk
 di sini kamu harus belajar berlatih
 tetap hidup sambil mengantuk

kemanakah harus kuhadapkan muka
 agar seimbang antara tidur dan jaga ?

Jakrta menghardik nasibku
 melecut menghantam pundakku
 tiada ruang bagi diamku
 matahari memelototiku
 bising suaranya mencampakkanku
 jatuh bergelut debu

kemanakah harus juhadapkan muka
 agar seimbang antara tidur dan jaga

surabaya seperti ditengahnya
 tak tidur seperti kerbau tua
 tak juga membelalakkan mata
 tetapi di sana ada kasihku
 yang hilang kembangnya
 jika aku mendekatinya

kemanakah haru kuhadapkan muka
 agar seimbang antara tidur dan jaga ?

Antologi Puisi XIV Penyair Yogya, MALIOBORO,
 1997

CINTA YANG AGUNG


Oleh : Khalil Gibran

Adalah ketika kamu menitikkan air matadan MASIH peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu MASIHmenunggunya dengan setia..
Adalah ketika dia mulai mencintai orang laindan kamu MASIH bisa tersenyum sembari berkata 'Akuturut berbahagia untukmu'Apabila cinta tidak berhasil...
BEBASKAN dirimu...
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnyadan terbang ke alam bebas LAGI ..
Ingatlah...
bahwa kamu mungkin menemukan cinta dankehilangannya..
tapi..
ketika cinta itu mati..
kamu TIDAK perlu matibersamanya...
Orang terkuat BUKAN mereka yang selalumenang..
MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketikamereka jatuh

Aku Tulis Pamplet Ini

Pengarang: W.S Rendra

Aku tulis pamplet ini
karena lembaga pendapat umum
ditutupi jaring labah-labah
Orang-orang bicara dalam kasak-kusuk,
dan ungkapan diri ditekan
menjadi peng – iya – an
Apa yang terpegang hari ini
bisa luput besok pagi
Ketidakpastian merajalela.
Di luar kekuasaan kehidupan menjadi teka-teki
menjadi marabahaya
menjadi isi kebon binatang

Apabila kritik hanya boleh lewat saluran resmi,
maka hidup akan menjadi sayur tanpa garam
Lembaga pendapat umum tidak mengandung pertanyaan.
Tidak mengandung perdebatan
Dan akhirnya menjadi monopoli kekuasaan

Aku tulis pamplet ini
karena pamplet bukan tabu bagi penyair
Aku inginkan merpati pos.
Aku ingin memainkan bendera-bendera semaphore di tanganku
Aku ingin membuat isyarat asap kaum Indian.

Aku tidak melihat alasan
kenapa harus diam tertekan dan termangu.
Aku ingin secara wajar kita bertukar kabar.
Duduk berdebat menyatakan setuju dan tidak setuju.

Kenapa ketakutan menjadi tabir pikiran ?
Kekhawatiran telah mencemarkan kehidupan.
Ketegangan telah mengganti pergaulan pikiran yang merdeka.

Matahari menyinari airmata yang berderai menjadi api.
Rembulan memberi mimpi pada dendam.
Gelombang angin menyingkapkan keluh kesah

yang teronggok bagai sampah
Kegamangan. Kecurigaan.
Ketakutan.
Kelesuan.

Aku tulis pamplet ini
karena kawan dan lawan adalah saudara
Di dalam alam masih ada cahaya.
Matahari yang tenggelam diganti rembulan.
Lalu besok pagi pasti terbit kembali.
Dan di dalam air lumpur kehidupan,
aku melihat bagai terkaca :
ternyata kita, toh, manusia !

Pejambon Jakarta 27 April 1978
Potret Pembangunan dalam Puisi

cah Angon

 
"cah Angon" saroja yang indah saroja yang elok
warnamu sungguh indah harummu sungguh menggoda
aq sang penggembala trgoda olehmu
hampir saja gembalaanku lari menjahuiku
rusa yang manis kijang yang jelita maafkanlah aq 

diantara dua pilihan sanggupkah aq meninggalkanya
sungguh berat beban di hati memilih 1 diantara 2
meskipun aku membawa tongkat serasa tak bisa mengayunkanya
aku slalu terseyum di balik kegaloanku. 
sang penggembala ambillah hikmatmu

by Al Arief

Kanvas Hati


 
Begitu bnyak sudah coretan-coretan di kanvas hatiku
Seakan semuanya sudah penuh tanpa ada celah lagi untuk mencoretnya

Saat aku mencoba menhapusnya,,sakan tangan tak berdaya,,
Saat aku mencoba mengganti dengan kanvas yang baru,
Sekan tak akan pernah bisa untuk tergantikan..

Dan akhirnya hanya ku biarkan saja seperti itu,,
Sampai waktu lah yang akan menjawab dengn sendirinya. 
(Secret Heart, 2012)

byNoviana Nurfarida

Yya….Yya….

 
Hari ini sepi melanda dinding-dinding batu
menerobos sunyi
menengadah, tangan berbalut kepedihan
kesendirian tak bertuan!

Hey!!!
Aku adalah luka dan nanah yang kau bawa!!!
Sampah yang kau campakan!!!
bersimpah darah dan dosa
menanggung segala…
hari ini dinding-dinding batu setia 
menjadi sepiku

by Eka Supriyanto

Kuatkan Aku Tuhan

 
Ingin rasany aku menyerah .. 
Melepaskan ini semua dan 
mmbiarkan diriku hilang 
dalam ktidak pdulian .. 

Tapi aku tak mungkin ikhls 
mmbiarkn jiwaku rusak .. 

Sebetulny aku hnya letih 
Dan sdikit merasa tak di sayangi .. 

Tapi aku tau, 
Engkau mncintaiku .. 
Tuhan, 
lapangknlah dadaku, 
teduhkanlah jiwaku, 
dan tinggikanlah derajatku ..  

Aaamin .....

by Benzie de Alcanthara

jangan Takut

Janganlah takut terhadap kebesaran
ada orang yang lahir dengan kebesaran
ada yang masih harus meraih kebesaran
dan ada yang kepadanya disodorkan kebesaran 
Shakespeare dalam Julius Caesar
by Umi Salamah

Kerinduan

 
Kala angin membelai
ingatan, menyapa engkau dalam
kenangan, aku sadar ia
meniupkan rindu; yang tersesat 
dalam ketiadaan.

by Dyah

Sehelai duka di pekat senja

 
Sehelai duka di pekat senja 

kembang tua di tinggi bukit,
berkelopak putih keriput emas,

aku sebagai kumbang penghabis nektar

dalam urat nadi bukit
aku rindu, teramat rindu.
pada daun waktu 

berguguran musim
mengalun,,

sehelai duka di pekat senja..
air mata.. 
hujan do'a 

by Eka

Sebait Doa Fla

 
rintik hujanMU
menyiram debu di jalanku
kunikmati setetes air, yang mampir
di depan hatiku yang baru saja meranggas

jangan dulu Kau surutkan,
semoga rintik-rintik ini adalah
obat pembasuh lara, peluruh jengah
dan penawar semua rasa yang telah berjelaga. 

Dengan Apa ??

 
Dengan apakah harus kutuntaskan puisi
dengan menggoreskan luka di jari agar mengalir darahku
hingga setiap kata berdebar seperti jantungku. Atau
dengan tetesan keringat yang membungkus punggungku
agar tahu puisi adalah kerja keras mencangk...ul di tanah cadas

setiap kata tumbuh dari ketulusan berkarya. Atau
dengan airmata yang meloncat-loncat seperti huruf-huruf di papan ketik
mengikuti apa saja yang aku tulis, ia seperti sebuah perasaan
meloncat-loncat di dalam hati lalu meloncat keluar sebagai airmata. Atau

dengan langkah-langkah kita menyeberangi jembatan ke jembatan
yang menyatukan seluruh musim dalam peta perjalanan
setiap kata adalah petunjuk di mana kita hadir bersama. Atau
dengan senyuman yang membuat indah setiap pertemuan

dan pelukan hangat yang menyudahi setiap inci jarak
setiap kata adalah perekat nafas kita ke dalam satu makna. Atau
dengan ciuman sebagai tanda petik setiap kalimat cinta
kalimat yang melahirkan sajak-sajak yang mengalirkan sajak-sajak
sebab cinta tak pernah kehabisan sajak. 

WAKTU

 
ketika aku melihat jam, aku termenung
ketika aku tidak melakukan apa-apa di waktu ini, aku rugi besar
lalu apalah artinya hidup jika waktu terus berlalu tapi kita masih terhenti
dalam persimpangan yang tidak jelas

ingin sekali aku patahkan jarum jam itu, aku hentikan ia beberapa detik,
tapi mustahil
jarum jam berhenti sama saja kita mati... 
waktu...seperti angin, berlalu terus hilang...
by Andy Kusworo

AKU

 
Aku hanya ingin belajar 
MemahamiMu lbh dekat 
MencintaiMu tnpa harus menduakan
MeyakiniMu sepenuh hati tanpa ragu 

Aku hanya ingin belajar 
Tidak MenduakanMu dgn kekasihku yg lain 

Berikanlah aku waktu 
Untk mengenalMu lebih jauh  
Seperti Engkau yg begitu dekat denganku

PUJANGGA

 
tatkala
sang pujangga merayap
di antara remangnya duka
seiring bercak tinta di atas luka
goresan pena penuh iba

aku tersedu
menyaksikan erotisme sang pujangga
begitu jalang, begitu malang
aku terharu di antara seribu deru
mendengar sang pujangga yang egois
terlalu sadis dengan kalimat kritis
namun pesimis

ah, kau sang pujangga,
bilamana telah sampai dukaku di telingamu
aku senantiasa bersujud di hadapan Tuhanku
mengekspresikan rasa syukurku
karena kau tak tuli, sang pujangga

maaf, Tuhan
aku yang picik
aku yang licik
aku yang hina
aku yang papa
telah lancang menyampaikan kritik pada ciptaan-Mu
telah berani mencela karena ketulian mereka. 

sungguh kemuliaan hanya milik-Mu

Otak Kotor

 
otak kotor
berlagak orator
busuk.... tikus kantor!!!!
begitu hina... koruptooRRR!!!
orang tersadis
pikiran materealistis
orang paling egois
pejabat berhati pengemis

kauuu..... koruptor tanpa moral
kau manusia tak mau modal
kau penjahat bengalllll!!!
aku berdoa kau terpenggal!!!

kau tak punya hati
rakyat miskin menjadi frustasi
otakmu tak berisi
......
kau .... 
punyakah rasa peduli???
by Jumiko Ibnukhosim

Pelacur

 
Indah parasmu buat lelaki terpana, 
Karena keganasan nafsu liar kami akan merongrong kecantikanmu.
......
Kau tampakkan lekukan-lekukan dan keindahan ilahi,
Dibalut erotisme gubahan diktum priyayi,
Kau rela dijajah, karena mereka menjanjikanmu kebebasan patriarki,
.......
Derai tawa lenguhan2 hasrat nafsu setan menjadi selimut berhargamu.
Hanya itu yg kau tunggu.
Setelah sekian lama tiada kejelasan akan janji yg terlanjur kau percayai.
Sudikah kiranya Ridwan menjadi pengacaramu diakhirat sana, ketika kekasihmu meminta persembahan terbaik darimu?
Dan apakah, Malik akan memberikan keringanan tuntutan sebagai jaksa penuntutmu?
Atau ada saksi, yang meringankanmu, atas erotisme profetikmu?

Di balik selimut, ku tak tahu apa yang kau tuju, diiringi tawa kecil, kedipan nakal, dan asap2 rokok sebagai kosmetik wajahmu. 
Nantikan aku, malam ini, di hotel Ratu, jam satu.... 

by Muhammad Husin Al Fatah

Kekasihku

 
Berada disebuah pembaringan kecil,
siapakah yg selalu ku sebut??
Saat semakin kurasakan skit 
Kekasihku........Kekasihku.......
Dan semoga tak akan kulupakan 
disaat bahagia ku raih 
Kekasihku.....

 by Dyah Puspita

Penghidupan Hati

 
____dia bukan cassanova yg memikat wanita dg ketampanannya
Bukan Chairil Anwar
yg memikat hati dg puisi-puisinya

Bukan pula Christiano Ronaldo
yg memesona dg tendangan golnya

Juga bukan pangeran berkuda brsayap putih kilau cahaya. ..
Tapi, 
dia yg kumaksud adalah seorang yg mampu mnghidupkan hati ini disaat tak ada gerak kehidupkan lain yg brnada. ..

by Nusa

Chaya Surga

 
Diri ni bagae seonggok sampah di pojok kehidupan yg palg kelam..
Tak ada satupun manusia yg mendkat..
Hantaman2 kekesalan smakn menghempaskanku pada lubang yg lbh dlam..
Kekhawatiran itu muncul ktk ada sdikit chaya keEsaan menerpa tbuhku yg lemah..

Lalu dri ne branjak..
Mencoba mraba stiap iman yg mash tercecer..
Ku ikuti pantulan chaya ke islaman yg ada..
Berharap surga abadi akn menjd tempat sejati..

by Ipmawan Excellent Soekamtho

In My Heart Forever

 
Kamu dan dia itu masa depan,,, sedangkan aku???
Aku hanya cwo dari masa lalu kamu
Yang mungkin tak ada apa-apanya dibandingkan dengan dia

Aku senang bisa dekat dengan kamu….
aku senang bisa mengerti kamu
Aku bangga bisa menjadi cwo yang dekat dengan kamu,,,

... Aku bangga kamu pernah menyukaiku
Aku hanyalah bayangan dari msa lalumu
Yang mungkin tak akan pernah jadi masa depanmu
Semua kita lewati bersama…tapi hatimu tetap tak bisa aku miliki

Entah kenapa aku masih disini,,,,menantimu kembali
Padahal aku tau kamu kembali bukan untukku

Sungguh kau kembali bukan buatku,,,,
Ragamu bisa aku peluk,,,,tanganmu bisa aku genggam
Tapi hatimu tetap tak bisa aku sentuh
Perihnya bathin ini ku rasakan,,,,aku bertahan untukmu

Aku ingin mngerti kamu,,,,sebelum aku tak boleh mengerti kamu
Aku ingin berada disampingmu,,,,,memberimu semangat,,,menjadi tempat keluh kesahmu
Sebelum tempat itu terisi oleh orang lain
Selama masih ada waktu berada disampingmu,,,,aku tak ingin meninggalkan kam

“ I WISH YOU WERE HERE…in my heart forever”

By Sea Acong

Meniti langkah

 
meniti langkah
dengan mata terpenjam
tak tahu arah yang dituju
hanya mengikuti bisikan
baik atau buruk yang didengar
itu yang dikerjakan
ketakutan akan kenyataan
dan keraguan untuk menatap masa depan 
menyita semua kata-kataku....

By Kodar Khan

Guruku....

 
guruku...
guruku yang satu itu...
guru yang mengajariku......
guru yang menuntunku....
guru yang lebih paham daripada guru-guruku....
guru yang menunjukanku arah timur dan barat...

guru yang berfikir dia guru...
kini dia mengajariku memakan kotoranku
kini dia mengajariku mennipu...
kini dia mengajariku berburu....
berburu yang saru-saru... 
masihkah dia guruku....

by Kodar khan

Hampa

 
Hanya tetes air mata yang beku 
Hanya kelas-kelas yang kosong
Hanya senyum yang lirih 
Hanya hal yang mati yang membuat jiwa ini hidup

By Dewi Krisnawati

Disini

 
Disini,
saya berguru pada matahari 
Pada malam dgn bumi
Sebagai tumpuan 

Mencari 1titik 
dimana matahari n malam
adalah warna dlm pijakan 
.................
Titik tertinggi  
Pencipta yang Hakiki 

By Dyah puspita
 
© 2009 - pUiSi KiTa | Free Blogger Template designed by Choen

Home | Top