jiwa siapa yang patut
dikenang
hitung dari mula
kerna letak kejadian
indah
adalah hadirnya
upcara duka
membangun kepercayaan
teguh
Apakah mereka dengan kita bicara
menghitung hari-hari
silam kehilangan rupa
atas rumah-rumah di
lingkaran gelap
atas anak-anak di
ketiadaan harap
dari dulu terduga
selalu
Berdrilah hening dalam kehampaan malam
ucapkan lunak kesanggupan
yang bimbang
jangan tangisi,
jangan hindari kenyataan ini
kerna fajar pagi akan
membuka langit letihnya
menyediakan tanya
untuk kita saling tidak bicara
Di mendung gerimis Agustus ini
simpanlah risalah
lama melantung kedalaman
tentang hari-hari
gemilang yang akan datang
tentang akhir-akhir
hutang yang tiada pegangan
heningkan di sini,
jangan dengan separo hati !
Berdirilah hening dalam kehampaan malam
melupakan cedera
kehilangan rupa
tegakkan pula
suatu bentuk baru di
hatimu mengorak jauh
suatu pandangan kudus
di pilumu diam bergalau
kita pun semua tahu
untuk apa mengenang itu.
Mimbar Indonesia,
Th XIV, No. 50
1960
Sajak-sajak
Perjuangan dan Nyanyian Tanah Air
0 comments:
Posting Komentar